Sabtu, 16 Januari 2016

Jokowi Pasti Senang Membaca Masukan dari Para Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Ini

Jokowi Pasti Senang Membaca Masukan dari Para Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Ini

Tanggal 20 Oktober 2014, Indonesia akan memulai babak baru dengan resminya Bapak Joko Widodo atau sering dikenal dengan panggilan Jokowi dilantik sebagai orang nomor satu di Indonesia. Istilah RI-1 akan resmi melekat mulai tanggal 20 Oktober 2014 nanti sampai dengan lima tahun ke depan. Sebagai presiden Indonesia yang akan menjabat sampai tahun 2019 nanti, tentunya Jokowi akan dihadapkan dengan berbagai masalah yang sudah menanti dan harus segera diselesaikan. Perbaikan-perbaikan di sana-sini juga harus segera dilakukan, terlebih lagi dalam bidang pendidikan.



Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan yang baik akan menciptakan sebuah negara yang hebat. Jika ingin Indonesia hebat maka perbaikan pada sistem, kurikulum, dan aturan-aturan lainnya dalam pendidikan haruslah segera direalisasikan. Negara-negara maju di luaran sana sudah menerapkan sistem pendidikan yang lebih tertata, baik, berkualitas, dan menarik. Hal inilah yang membuat banyak sekali mahasiswa asal Indonesia lebih memilih berkuliah di luar negeri daripada di negeri sendiri, ya walaupun masih lebih banyak yang kuliah di dalam negeri, tapi lebih banyak juga yang tidak kuliah. Banyaknya beasiswa yang di tawarkan juga menjadi salah satu yang membuat kuliah di luar negeri lebih diminati oleh para pemburu ilmu.

Nah, kali ini berkuliah.com telah mewawancarai mahasiswa yang kuliah di luar negeri dari berbagai negara. Ingin tahu bagaimana harapan mereka tentang pendidikan di Indonesia? Mari kita simak bersama hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.


Apa harapan mahasiswa Indonesia di luar negeri terhadap pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo?


Veri Ferdiansyah, S2 di Toyohashi University of Technology, Jepang



Semoga pendidikan di Indonesia bisa lebih merata di bawah pimpinan Presiden baru, Pak Jokowi.
Kalau bisa nggak gonta-ganti kurikulum terus seperti yang sudah terjadi, dan jadi lebih terjangkau dalam urusan biaya pendidikan terutama untuk pendidikan tinggi/ universitas.


Bimo Murti, S2 di University of Vaasa, Finlandia



Menurut saya, terkait soal pendidikan di Indonesia di kedepannya, baik itu 5 ataupun 10 tahun mendatang, ada harapan untuk menjadi lebih baik. And having hope is one of the important elements to have progress for the better. Harapan saya berbasis dari beberapa hal terkait kesadaran pada proses pendidikan :


Dengan adanya wacana yang didengungkan terkait 80-20 rules dalam program pendidikan, yaitu dimana saat anak masih usia dini, 80% pengajaran adalah berbentuk pendidikan karakter dan 20% ilmu praktikal dan pengetahuan. 


Begitu SMA keatas, itu akan dibalik dimana 80% pengajaran adalah berupa ilmu praktikal dunia kerja dan pengetahuan, dan 20% pendidikan karakter.

Poin kedua, secara umum, sudah mulai muncul berbagai ikon dan program inspiratif untuk anak muda di bidang pendidikan, baik dari sisi pengetahuan maupun karakter (e.g Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar, ataupun Abraham Samad/ KPK dengan program Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga).

Poin ketiga, semakin terbukanya pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan pembaharuan sistem pendidikan dan penerapan nilai-nilai baru dalam pendidikan. Laporan OECD tahun 2014 menetapkan Indonesia di peringkat kedua dalam hal inovasi di bidang pendidikan. Peningkatan kerjasama pendidikan (baik dalam hal pertukaran pelajar/ staff, seminar pendidikan, ataupun kunjungan studi banding) antara Finlandia dan Indonesia semakin tinggi dalam dekade terakhir. Berbagai nilai-nilai pendidikan Finlandia yang dinilai cukup unorthodox, tidak biasa, dan seringkali bertentangan dengan nilai tradisi pendidikan di Asia, sudah mulai masuk dan bisa diterima oleh berbagai kalangan masyarakat dan pemerintah.

Dengan semakin terbukanya pemerintah dan kalangan masyarakat terkait berbagai prinsip, program dan nilai-nilai pendidikan seperti wacana diatas, menurut saya itu adalah satu langkah yang cukup konkrit menuju perbaikan sistem pendidikan.

Terkait apakah wacana diatas akan terealisasikan dan tereksekusi secara baik di program pendidikan pemerintah di kedepannya, itu merupakan hal yang masih harus kita lihat dan perjuangkan. Akan tetapi, dengan menggaungnya poin-poin diatas secara menyeluruh di berbagai media massa, hal tersebut mungkin bisa mempercepat proses perbaikan.

Harapan tetap harus dipertahankan, tetapi kerja keras, contoh baik, kesadaran tinggi dan aksi konkrit harus ditingkatkan lebih oleh berbagai kalangan dan individu masyarakat Indonesia untuk bisa mendapatkan sistem pendidikan yang lebih baik di masa pemerintahan depan dan selanjutnya.




BUKA LINK LENGKAPNYA disinihttp://www.berkuliah.com/2014/10/mengharukan-mahasiswa-indonesia-di-10.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar