Senin, 18 Januari 2016

Dinamika Lembaga Pendidikan Swasta di Indonesia � Bagian 1

Dinamika Lembaga Pendidikan Swasta di Indonesia � Bagian 1
Oleh : M Eko Purwanto | 29-Okt-2009, 03:31:01 WIB

KabarIndonesia - Pelayanan adalah bagian utama kehidupan kita sebagai manusia. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu melayani siapa pun dan apa pun. Dalam bidang pendidikan, pelayanan yang dilakukan adalah penyediaan fasilitas untuk berkembangnya pengetahuan masyarakat. Kegiatan pelayanan bisa mencakup kegiatan ekonomi yang output produknya langsung bisa dikonsumsi oleh masyarakat, maupun dalam bentuk nilai tambah dari suatu produk tertentu.  

Pelayanan yang tidak tercakup dalam kegiatan ekonomi alias komersial atau tidak semata-mata mencari keuntungan finansial dalam proses usahanya, adalah melayani mayarakat atau pelayanan jasa pendidikan. Termasuk di dalamnya melayani ide-ide, orang lain dan sebagainya. Di bidang Pendidikan, pelayanan adalah kegiatan utama dalam mengelola usahanya. Philip Kotler mendefinisikan Pelayanan Jasa adalah sebagai tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada pihak lain (masyarakat) yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produksi secara fisik ataupun tidak (Kotler, Marketing Management). Bahkan salah seorang pemimpin besar dunia, Mahatma Gandhi, menganjurkan kepada masayarakatnya untuk menghilangkan buta huruf dan memperluas ilmu pengetahuan. Dia menganggap bahwa buta huruf adalah dosa dan sangat menganjurkan kepada para pengikutnya untuk melakukan kegiatan jasa pelayanan ini, melalui transformasi sosial.  

Selanjutnya, kita mengenal bahwa konteks pendidikan di Indonesia, terdiri dari 3 tingkatan pendidikan, yaitu Pendidikan Dasar, pendidikan menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan tinggi inilah yang semestinya memiliki tanggung-jawab besar untuk bisa mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sementara, pendidikan di tingkat dasar dan menengah, lebih difokuskan kepada pembentukan character peserta didiknya.


Peran Swasta dalam Bidang Pendidikan

Pengelolaan pelayanan di Bidang Pendidikan adalah melayani masyarakat bukan berjualan materi-materi atau bahan pelajaran sekolah, karena hakekat pelayanan di bidang pendidikan bukan untuk mencari keuntungan secara finansial. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah selalu mengupayakan bahwa pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat di negaranya, tanpa kecuali. 

Dengan berbagai alasan pemerintah untuk menangani masalah pendidikan ini, mulai dari keterbatasan pemerintah menyediakan sarana-prasarana pendidikan, sampai dengan kelangkaan Guru, maka masyarakat yang terpanggil untuk memajukan bangsanya memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam penyediaan jasa pelayanan pendidikan. Sebagai contoh, pada awal pergerakan bangsa Indonesia dalam merintis adanya kemerdekaan dari tangan kolonialis dan imperalis, banyak pesantren-pesantren tumbuh sebagai manifestasi peran swasta dalam rangka ikut-serta melayani pendidikan di masyarakat.  

Pondok-pondok Pesantren inilah, yang akhirnya banyak melahirkan para pemimpin bangsa Indonesia dan kemudian mampu memerdekakan bangsanya dari belenggu kolonialis. Dan sampai sekarang, ketika dunia pendidikan membuahkan berkah teknologi dan metodologi pendidikan yang terus-menerus berkembang, maka peran pesantren-pesantren tersebut diimbagi oleh masyarakat swasta lainnya yang ikut serta melayani masyarakat dalam bidang pendidikan.   Sekolah-sekolah umum di Indonesia pada awalnya didirikan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadyah, Nahdatul Ulama (NU), Persis, Persatuan Ummat Islam (PUI), Al Irsyad, Taman Siswa dan lain-lain.

Semua sekolah yang didirikan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut bertujuan untuk membantu peran pesantren-pesantren dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsanya sekaligus merintis kemerdekaan Indonesia. Dengan sarana-prasarana yang sangat sederhana, cara dan metodologi yang sangat fleksibel, serta gratis alias tidak berbayar, maka sekolah-sekolah umum tersebut bisa eksis sampai saat ini. Perkembangan berikutnya dan ditambah tuntutan untuk memenuhi sarana-prasarana sekolah, maka kebijakan-kebijakan pembiayaan sekolah pun mulai diberlakukan seiring dengan berkembangnya sekolah-sekolah tersebut, tanpa harus melupakan masyarakat miskin dan lemah secara ekonomi.  


Pengertian Jasa Pendidikan 

Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Pengelola Jasa Pendidikan mensyaratkan adanya profesionalitas, tanpa menghilangkan tujuan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Menteri, Departemen dan dinas-dinas terkait lainnya sudah saatnya memiliki visi dan misi yang benar-benar jelas terhadap upaya Pemerintah untuk mencerdaskan rakyatnya. Karena pendidikan masyarakat suatu negara adalah barometer kualitas kehidupan dan kemajuan negara tersebut.  

Sebagai sebuah usaha jasa pelayanan, keberhasilan suatu program pendidikan ditentukan oleh kesanggupannya dalam memenuhi kepuasan pengguna (customer satisfaction). Indikator kepuasan itu, demikian dinyatakan ahli manajemen mutu seperti Deming dan Juran, ditetapkan oleh kesanggupan layanan pendidikan dalam memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan pengguna (peserta didik dan pemangku kepentingan). Itu berarti, kurikulum pendidikan yang baik adalah kurikulum yang berorientasi akhir pada kebutuhan dan kepuasan pengguna.  

Kotler menyebut tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol kualitas pelayanan di Bidang Pendidikan, yaitu : Melakukan seleksi pegawai (Guru & Karyawan non kependidikan) yang baik dan meningkatkan keterampilan mereka melalui berbagai pelatihan; Melakukan standarisasi proses pelayanan pada seluruh organisasi. Ini bisa dilakukan dengan menentukan “cetak biru layanan“ (service blue print) berisi seluruh alur proses penyediaan jasa pendidikan mulai dari awal hingga akhir, untuk memudahkan pengecekan kualitas setiap proses yang dijalankan; Memonitor kepuasan pelanggan melalui survey, feedback form, dan tanggapan serta keluhan pelanggan, sehingga kualitas pelayanan pendidikan yang kurang baik bisa dideteksi dan bisa segera diperbaiki. (Bersambung)  



Bekasi, 24 Oktober 2009.



jangan lupa ya kunjungi blogku savsavitha.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar