Dinamika Lembaga Pendidikan Swasta di Indonesia � Bagian 1
Oleh : M Eko Purwanto | 29-Okt-2009, 03:31:01 WIB
KabarIndonesia
- Pelayanan adalah bagian utama kehidupan kita sebagai manusia. Manusia
yang sukses adalah manusia yang mampu melayani siapa pun dan apa pun.
Dalam bidang pendidikan, pelayanan yang dilakukan adalah penyediaan
fasilitas untuk berkembangnya pengetahuan masyarakat. Kegiatan pelayanan
bisa mencakup kegiatan ekonomi yang output produknya langsung bisa dikonsumsi oleh masyarakat, maupun dalam bentuk nilai tambah dari suatu produk tertentu.
Pelayanan
yang tidak tercakup dalam kegiatan ekonomi alias komersial atau tidak
semata-mata mencari keuntungan finansial dalam proses usahanya, adalah
melayani mayarakat atau pelayanan jasa pendidikan. Termasuk di dalamnya
melayani ide-ide, orang lain dan sebagainya. Di bidang Pendidikan,
pelayanan adalah kegiatan utama dalam mengelola usahanya. Philip Kotler
mendefinisikan Pelayanan Jasa adalah sebagai tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan kepada pihak lain (masyarakat) yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa
bisa berkaitan dengan produksi secara fisik ataupun tidak (Kotler,
Marketing Management). Bahkan salah seorang pemimpin besar dunia,
Mahatma Gandhi, menganjurkan kepada masayarakatnya untuk menghilangkan
buta huruf dan memperluas ilmu pengetahuan. Dia menganggap bahwa buta
huruf adalah dosa dan sangat menganjurkan kepada para pengikutnya untuk
melakukan kegiatan jasa pelayanan ini, melalui transformasi sosial.
Selanjutnya,
kita mengenal bahwa konteks pendidikan di Indonesia, terdiri dari 3
tingkatan pendidikan, yaitu Pendidikan Dasar, pendidikan menengah, dan
Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan tinggi inilah yang semestinya memiliki
tanggung-jawab besar untuk bisa mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Sementara, pendidikan di tingkat dasar dan menengah,
lebih difokuskan kepada pembentukan character peserta didiknya.
Peran Swasta dalam Bidang Pendidikan
Pengelolaan
pelayanan di Bidang Pendidikan adalah melayani masyarakat bukan
berjualan materi-materi atau bahan pelajaran sekolah, karena hakekat
pelayanan di bidang pendidikan bukan untuk mencari keuntungan secara
finansial. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah selalu mengupayakan
bahwa pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat di negaranya, tanpa
kecuali.
Dengan berbagai alasan pemerintah untuk menangani
masalah pendidikan ini, mulai dari keterbatasan pemerintah menyediakan
sarana-prasarana pendidikan, sampai dengan kelangkaan Guru, maka
masyarakat yang terpanggil untuk memajukan bangsanya memberikan
kontribusi kepada pemerintah dalam penyediaan jasa pelayanan pendidikan.
Sebagai contoh, pada awal pergerakan bangsa Indonesia dalam merintis
adanya kemerdekaan dari tangan kolonialis dan imperalis, banyak
pesantren-pesantren tumbuh sebagai manifestasi peran swasta dalam rangka
ikut-serta melayani pendidikan di masyarakat.
Pondok-pondok
Pesantren inilah, yang akhirnya banyak melahirkan para pemimpin bangsa
Indonesia dan kemudian mampu memerdekakan bangsanya dari belenggu
kolonialis. Dan sampai sekarang, ketika dunia pendidikan membuahkan
berkah teknologi dan metodologi pendidikan yang terus-menerus
berkembang, maka peran pesantren-pesantren tersebut diimbagi oleh
masyarakat swasta lainnya yang ikut serta melayani masyarakat dalam
bidang pendidikan. Sekolah-sekolah umum di Indonesia pada awalnya
didirikan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadyah,
Nahdatul Ulama (NU), Persis, Persatuan Ummat Islam (PUI), Al Irsyad,
Taman Siswa dan lain-lain.
Semua sekolah yang didirikan oleh
organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut bertujuan untuk membantu
peran pesantren-pesantren dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsanya
sekaligus merintis kemerdekaan Indonesia. Dengan sarana-prasarana yang
sangat sederhana, cara dan metodologi yang sangat fleksibel, serta
gratis alias tidak berbayar, maka sekolah-sekolah umum tersebut bisa
eksis sampai saat ini. Perkembangan berikutnya dan ditambah tuntutan
untuk memenuhi sarana-prasarana sekolah, maka kebijakan-kebijakan
pembiayaan sekolah pun mulai diberlakukan seiring dengan berkembangnya
sekolah-sekolah tersebut, tanpa harus melupakan masyarakat miskin dan
lemah secara ekonomi.
Pengertian Jasa Pendidikan
Kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh Pengelola Jasa Pendidikan mensyaratkan
adanya profesionalitas, tanpa menghilangkan tujuan pendidikan itu
sendiri. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Menteri, Departemen dan
dinas-dinas terkait lainnya sudah saatnya memiliki visi dan misi yang
benar-benar jelas terhadap upaya Pemerintah untuk mencerdaskan
rakyatnya. Karena pendidikan masyarakat suatu negara adalah barometer
kualitas kehidupan dan kemajuan negara tersebut.
Sebagai
sebuah usaha jasa pelayanan, keberhasilan suatu program pendidikan
ditentukan oleh kesanggupannya dalam memenuhi kepuasan pengguna (customer satisfaction).
Indikator kepuasan itu, demikian dinyatakan ahli manajemen mutu seperti
Deming dan Juran, ditetapkan oleh kesanggupan layanan pendidikan dalam
memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan pengguna (peserta didik dan
pemangku kepentingan). Itu berarti, kurikulum pendidikan yang baik
adalah kurikulum yang berorientasi akhir pada kebutuhan dan kepuasan
pengguna.
Kotler menyebut tiga hal yang bisa dilakukan untuk
mengontrol kualitas pelayanan di Bidang Pendidikan, yaitu : Melakukan
seleksi pegawai (Guru & Karyawan non kependidikan) yang baik dan
meningkatkan keterampilan mereka melalui berbagai pelatihan; Melakukan
standarisasi proses pelayanan pada seluruh organisasi. Ini bisa
dilakukan dengan menentukan “cetak biru layanan“ (service blue print)
berisi seluruh alur proses penyediaan jasa pendidikan mulai dari awal
hingga akhir, untuk memudahkan pengecekan kualitas setiap proses yang
dijalankan; Memonitor kepuasan pelanggan melalui survey, feedback form,
dan tanggapan serta keluhan pelanggan, sehingga kualitas pelayanan
pendidikan yang kurang baik bisa dideteksi dan bisa segera diperbaiki.
(Bersambung)
Bekasi, 24 Oktober 2009.
jangan lupa ya kunjungi blogku savsavitha.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar